Entri Populer

Minggu, 14 Agustus 2011

Harga lada hitam di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu


Bengkulu (KEPAHIANG) - Harga lada hitam di tingkat pedagang pengumpul di sentra produksi Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, dalam pekan ini naik menjadi Rp35 ribu dari sebelumnya Rp30 ribu perkilogram.

Harga lada itu naik karena ada permintaan dari pedagang besar dari Lampung, sedangkan stok cukup, kata seorang pedagang pengumpul di Kepahiang, Mawardi, Kamis.

Pasokan lada hitam dari petani saat ini mulai ada akibat didukung cuaca cerah akhir-akhir ini, sehingga petani terbantu dalam mengeringkan lada usai dipanen.

Tanaman lada di Kabupaten Kepahiang sebagian besar tumpangsari dengan tanaman kopi dan coklat, namun ada juga khusus tanaman lada bibit asalan, pada tahun ini produksinya turun akibat pengaruh tingginya curah hujan.

Tanaman lada di Kabupaten Kepahiang tidak terjangkit penyakit penyakit jamur seperti di sentra produksi Kabupaten Kaur karena udaranya lebih dingin, bila dibandingkan dengan lahan di wilayah Kaur berada di kawasan pantai, ujarnya.

Produksi lada di wilayah itu sangat tergantung dengan cuaca, bila cuaca panas lebih cepat mateng, dibandingkan dengan musim penghujan, ujarnya.

Biasanya serangan cendawan itu mulai dari pohon bawah, setelah beberapa bulan pohon diserang hama itu memutih, daun lada menjadi kuning langsung gugur dan akhirnya mati.

Antisipasi menghindari serang penyakit jamur itu, petani kembali menanam lada bibit unggul pada lobang baru, kalau menanam pada lobang terkena penyakit itu, tumbuhnya tetap kerdil dan bahakn bisa langsung mati.

Akibat gangguan penyakit terhadap tanaman lada itu cukup mengkhawatirkan, maka para petani akan mengganti tanaman lada dengan komoditas kelapa sawit dan karet karena lada dinilai mereka sudah tidak potensi.

Untuk harga lada hitam saat ini bertahan Rp30 ribu perkilogram, lebih rendah dari harga pada sentra produksi di Kepahiang, sedangkan pasokan tidak lancar karena musim panen petani tidak serentak akibat pengaruh musim hujan.

Permintaan lada hitam dari pedagang besar dari Lampung dan Padang, Sumatra Barat sampai saat ini ada peningkatan, sedangkan stok cukup walau pasokan dari petani belum normal.

Lada hitam di Bengkulu dipasok dari beberapa sentra produksi antara lain di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur, sementara permintaan paling tinggi dari pedagang besar dari Medan dan Sumbar.

Untuk harga lada putih juga naik menjadi Rp75 ribu dari sebelumnya Rp70.000 perkilogram, sampai sekarang masih didatangkan dari Provinsi Bangka Belitung melalui daerah Sumsel, kemudian pedagang daerah itu memasarkan ke pedagang besar di Bengkulu.

Kebun lada di Bengkulu itu tersebar di beberapa kabupaten, antara lain Kabupaten Bengkulu Selatan 272 ha, Rejang Lebong 278 ha dan Kaur 4.748 ha serta Kabupaten Mukomuko 234 ha.

1 komentar: